Comeback Stronger

Minggu, 19 Februari 2017

Dialog Konseling Individual (Setting Lab)


Teori dan Praktek adalah dua hal yang tak akan pernah terpisahkan. Jika kita hanya mempelajari teori tanpa mengaplikasikannya maka kemampuan kita sulit terasah. Maka dari itu, setelah kita mendapat beberapa buih teori dari dosen ataupun buku referensi ada baiknya kita langsung turun lapangan untuk mempraktekkannya.
Seperti yang telah kita ketahui, dalam mempelajari ilmu keBKan tentunya kita akan disuguhi materi KDK (Ketrampilan Dasar Konselor) yang mencakup attending, empati, refleksi, eksplorasi, dll. Berikut saya sajikan beberapa contoh KDK yang semuanya sudah tersaji dalam dialog konseling individual. Konseling ini sekaligus sebagai bentuk tugas dari mata kuliah Komunikasi Konseling yang langsung saya aplikasikan di rumah bersama tetangga saya.

No.
Ungkapan Verbal
Konselor
Ungkapan
Nonverbal
Teknik
Ket.
1.
Kl : “Assalamu’alaikum mbak Amel”
Berdiri disamping pintu, arah mata melihat kedalam, suara datar.

TAHAP
AWAL

Tujuan:
Mendefini- sikan masalah bersama klien
2.
Ko : “Wa’alaikum salam dek, mari silahkan masuk”
Menghampiri klien, kontak mata,bersalaman, tangan mengarah kekursi.
1.Attending
3.
Kl : ... (masuk)
Jalan perlahan, kemudian duduk, menatap konselor.

4.
Ko : “Wah sepertinya sekarang kita jarang berbincang-bincang ya dek. Bagaimana tadi sekolahnya pulang jam berapa?”
Tubuh santai, duduk cenderung membungkuk ke arah klien, tersenyum.
1.Attending
2.Bertanya terbuka
5.
Kl : “Wah iya mbak. Saya tadi pulang sekolah jam 10 mbak”
Muka kecut, duduk bersandar.

6.
Ko : “Kok pulangnya tidak seperti jam biasanya dek?”
Suara lembut, tenang, menatap klien.
1.Attending
2.Bertanya terbuka
7.
Kl : “Iya mbak, soalnya saya tadi Tryout”
Menunduk, wajah murung, tangan diletakkan pada pegangan kursi

8.
Ko : “Oh begitu. Tapi mbak melihat dek Wahyu ini seperti agak murung. Apakah begitu?”
Menatap ke arah klien, perhatian,suara rendah, nada bertanya.
1.Refleksi perasaan
2.Bertanya terbuka
9.
Kl : ... (diam sebentar) “Ya, mbak benar”
Memandang ke arah konselor, kemudian menunduk lagi.

10.
Ko : “Mungkinkah dek Wahyu ingin mengungkapkan perasaan tersebut kepada mbak?”
Tenang, suara rendah, muka ramah, menatap klien.
1.Eksplorasi perasaan
2.Bertanya terbuka
11.
Kl : “Iya begini mbak, saya selalu merasa tidak tenang setiap menghadapi ujian”
Wajah murung, suara pelan, memainkan jari tangan.

12.
Ko : “Kalau begitu mbak ingin tahu apa yang membuat dek Wahyu merasa tidak tenang?”
Perhatian, menatp klien, suara rendah, ramah.
1.Eksplorasi perasaan
2.Bertanya terbuka
13.
Kl : “Begini mbak, saya mengalami kesulitan ketika mengerjakan soal-soal ujian karena banyak materi yang kurang paham. Disamping itu saya juga tertekan mbak ketika melihat nilai ujian yang sudah keluar”
Menunduk, wajah cemas, badan bersandar pada kursi, suara agak terbata.

14.
Ko : “Jadi dek Wahyu ini cemas karena belum bisa mendalami materi ujian sehingga berdampak pada kekhawatiran nilai, begitu?”
Kontak mata, perhatian, suara tegas dan jelas, telapak tangan membantu pernyataan.
1.Paraphrasing
15.
Kl : “Iya mbak”
Kontak mata, wajah sayu, suara rendah.

16.
Ko : “Baik, mbak mengerti apa yang dek Wahyu rasakan. Mengenai materi ujian, apakah hanya materi kelas 9 yang kurang paham atau kelas 7 dan 8 juga?”
Kontak mata, perhatian, posisi tubuh agak membungkuk ke arah klien.
1.Empati
2.Eksplorasi content
3.Bertanya terbuka
TAHAP
PERTE- NGAHAN

(TAHAP KERJA)
Tujuan:
Untuk mengolah masalah klien yang sudah didefinisi- kan
17.
Kl : “Kelas 7 dan 8 juga mbak”
Wajah tampak murung, nada suara pelan.

18.
Ko : “Bagaimana dengan kegiatan dek Wahyu selama ini baik di sekolah maupun di rumah? Apakah ada yang menghambat?”
Tenang, ramah, telapak tangan menekankan pembicaraan.
1.Bertanya terbuka
2.Eksplorasi pengalaman
19.
Kl : “Ketika di sekolah saya merasa paling bodoh mbak diantara teman-teman. Saat ada soal dari guru, teman-teman saya selalu aktif menjawab sedangkan saya tidak mengerti apa-apa sehingga saya jadi malas untuk mendengarkan lagi penjelasan dari guru. Ketika di rumah....”
Wajah serius, menatap konselor, suara agak terbata.

20.
Ko : “Ya teruskan dek”
Telapak tangan menekankan pebicaraan, kontak mata.
1.Dorongan minimal
21.
Kl : “Ketika di rumah, saya berusaha belajar memahamkan materi mbak tapi tetap saja tidak paham-paham dan akhirnya gadget lah yang mengisi waktu senggang saya”
Wajah sayu, tangan diletakkan pada pegangan kursi. Kedua kaki diluruskan.

22.
Ko : “Lalu bagaimana dengan orangtua dek Wahyu, apakah mereka mengetahui tentang hal ini? Ataukah mereka juga ada kaitannya dengan permasalahan yang dek Wahyu alami?”
Kontak mata, suara rendah, telapak tangan menekankan pembicaraan
1.Fokus (pada pihak lain)
2,Bertanya terbuka
3.Menjernihkan
23.
Kl : “Orangtua tidak tahu mbak mengenai hal ini. Sebenarnya saat kelas 8 kemarin, saya sering tidak masuk sekolah pada hari tertentu dan alasan yang saya berikan pada orangtua saya adalah sakit. Namun alasan yang sebenarnya adalah saya takut menghadapi salah 1 mata pelajaran pada hari itu, disamping karena gurunya galak saya juga tidak paham”
Menggeleng, suara rendah agak terbata, menatap konselor kemudian menunduk.

24.
Ko : “Mbak suka dengan keterbukaan dek Wahyu. Namun adakah kemungkinan bagi dek Wahyu untuk memikirkan cara-cara terbaik untuk meningkatkan minat belajar?”
Telapak tangan menekankan pembicaraan, muka ramah, suara lembut.
1.Empati primer
2.Mengarahkan
25.
Kl : “Sebenarnya saya ingin belajar kelompok bersama teman-teman seperti mengerjakan soal kemudian membahas bersama namun saya minder mbak. Ya kalau tidak, saya juga ingin agar orangtua mengizinkan saya untuk privat namun sejauh ini saya belum berani bilang.
Menatap konselor dengan tenang, terbuka, sungguh-sungguh, sesekali menggerakkan tangan.

26.
Ko : “Dari apa yang dek Wahyu katakan, mbak melihat bahwa dalam diri dek Wahyu ini sebenarnya ada kemauan yang tinggi untuk belajar namun dihambat oleh rasa pesimis. Apakah begitu?”
Wajah serius, kontak mata, suara agak tinggi kemudian rendah.
1.Konfrontas
MEMASUKI TAHAP AKHIR KONSELING

Tujuan:
Perencanaan
Menyimpul- kan
Mengevaluasi
27.
Kl : “Ya benar mbak. Setelah lulus ini saya juga ingin masuk SMA pilihan saya, jadi saya berharap bisa lulus dengan nilai yang tidak mengecewakan"
Wajah agak bersemangat, kontak mata, posisi badan tidak lagi bersandar.

28.
Ko : “Baik, mbak menghargai kegigihanmu untuk berusahadan menurut mbak alternatif yang kamu pilih ini tampaknya cukup realistis. Kalau dek Wahyu tidak keberatan, mbak bisa membimbing kamu untuk sementara waktu ini bagaimana?”
Kontak mata, suara tegas dan jelas, telapak tangan membantu pernyataan, membenarkan posisi kaki.
1.Empati
2.Memimpin
3.Mengambil inisiatif
29.
Kl : “Mbak kan kuliahnya sering pulang malam, apakah tidak mengganggu? Saya juga malu dihadapan mbak jika nantinya tidak tahu apa-apa”
Menatap konselor dengan sering, suara rendah, posisi badan agak membungkuk.

30.
Ko : “Alangkah baiknya dek Wahyu rilex saja. Untuk masalah waktu, nanti mbak bisa meluangkannya di hari Minggu. Dek Wahyu jangan berpikir negatif dulu mengenai kemampuan yang dimiliki. Perbanyak istigfar agar hati dan pikiran lebih tenang”
Menatap klien dengan serius, tenang, suara rendah namun mantap.
1.Interpretasi
2.Memudahkan
31.
Kl : “Baiklah mba, lalu bagaimana ketika di sekolah agar setidaknya saya mampu sedikit demi sedikit menyerap materi dari guru?”
Wajah agak cemas kembali, sungguh-sungguh, telapak tangan membantu pernyataan.

32.
Ko : “Jangan sungkan dek untuk bertanya pada guru jika belum paham. Tentunya seorang guru akan mengerti dan tak ragu untuk mengulangi penjelasannya lagi karena mereka juga berharap agar ilmu yang disampaikan bisa bermanfaat untuk semua muridnya. Atau dek Wahyu bisa juga meminta penjelasan dari teman yang lebih paham. Namun hal ini mbak kembalikan lagi pada dek Wahyu karena kamu sendiri yang lebih mengerti”
Penampilan terbuka, tenang, kontak mata, suara rendah namun mantap.
1.Membuat nasehat
33.
Kl : “Ya mbak”... (diam sejenak)
Badan bersandar pada kursi, mata seperti menerawang.

34.
Ko : “Untuk lebih memudahkannya lagi bagaimana jika dek Wahyu membeli buku-buku prediksi soal ujian seperti Detik-detik. Sebab dalam buku tersebut diulas soal ujian tahun-tahun sebelumnya beserta pembahasan dan prediksinya. Tak hanya itu , dalam buku semacam itu biasanya juga terdapat ringkasan materi mulai dari kelas 7 sampai 9”
Penampilan terbuka, tenang, kontak mata, suara rendah dan jelas.
1.Memberi informasi
35.
Kl : “Baiklah mbak kalau begitu. Namun disamping itu saya masih ragu apakah dengan waktu yang tak singkat ini saya bisa memaksimalkan usaha saya atau tidak”
Wajah tampak ragu, kontak mata, telapak tangan membantu pernyataan.

36.
Ko : “Sesungguhnya Allah SWT akan memberi kemudahan bagi hamba-Nya yang mau berikhtiar terlebih dahulu. Berarti semuanya itu ada pada diri kita semua dek. InsyaAllah, Allah SWT akan memberi kemudahan untuk segala urusanmu. Jadi jangan pesimis dulu dek, buktikan kalau kamu bisa.
Wajah tenang tapi serius, suara mantap, kontak mata, posisi tubuh agak condong ke arah klien, telapak tangan mambantu pernyataan.
1.Memberi nasehat
2.Mendorong
37.
Kl : “Baik saya mengerti mbak”
Mengangguk, wajah tenang, kontak mata.

38.
Ko : “Dari pembicaraan kita sejak tadi, mbak pikir ada beberapa hal yang dapat kita peroleh sebagai kesimpulan sementara. Dapatkah dek Wahyu mengemukakannya?”
Tenang, santai, suara datar sedikit menaik, kontak mata.
1.Menyimpulkan sementara

39.
Kl : “Iya mbak, ada beberapa alternatif yang tadi saya tangkap yaitu dengan meminta penjelasan kembali pada guru, belajar dengan mbak ataupun belajar dari buku-buku prediksi soal ujian dan saya juga harus menyingkirkan rasa pesimis sejauh mungkin”
Wajah tenang, suara tegas, posisi tuubuh tidak lagi bersandar.

40.
Ko : “Ya selain itu mbak juga akan berusaha untuk memberi rumus-rumus singkat seperti yang mbak dapat sewaktu SMP sehingga kamu mudah dalam pemahamannya”
Tenang, santai, suara rendah namun mantap, kontak mata.
1.Menyimpulkan
AKHIR TAHAPAN
KONSE-LING
41.
Kl : “Ya mbak saya setuju”
Mengangguk, tersenyum, kontak mata.

42.
Ko : “Bagaimana perasaan dek Wahyu setelah kita berbincang-bincang?”
Wajah ramah, kontak mata, membenarkan posisi duduk.
1.Eksplorasi perasaan
43.
Kl : “Setelah berbincang-bincang dengan mbak, perasaan saya menjadi lega, saya senang bisa menemukan titik cerak dari kecemasan yang saya hadapi. Terimakakasih ya mbak”
Suara tegas, wajah ceria, kontak mata, posisi kaki diluruskan

44.
Ko : “Iya sama-sama dek, kalau begitu adakah hal lain yang ingin dek Wahyu sampaikan?”
Tersenyum, suara tenang, kontak mata, telapak tangan membantu pernyataan.
1.Bertanya terbuka
45.
Kl : “Saya rasa sudah tidak ada lagi mbak”
Menggeleng, senyum menyeringai.

46.
Ko : “Jika sudah tidak ada lagi, bagaimana jika kita sudahi perbincangan ini dek? Dilain waktu jika masih ada yang mengganjal, dek Wahyu bisa datang lagi ke mbak”
Kontak mata, terseyum, membenarkan posisi duduk, telpak tangan membantu pernyataan.
1.Merencanakan
47.
Kl : “Baiklah mbak, kalau begitu saya pamit ya mbak. Assalamu’alaikum mbak”
Mengangguk, tersenyum, berdiri, berjabat tangan.

48.
Ko : “Wa’alaikumsalam ”
Tersenyum, berjabat tangan.








0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.

 

Subscribe to our Newsletter

Contact our Support

Email us: Support@templateism.com

Our Team Memebers