Photo Credit : PBSI
(26/04/2017- Amel)
Bagi kalangan pecinta bulutangkis, pertanyaan ini kerap muncul di pikiran mereka. Tak heran, sebab saat ini olahraga bulutangkis semakin dicintai yang tak hanya oleh masyarakat Indonesia namun juga dunia. Kejayaan bulutangkis Indonesia dimulai ketika Kontingen Indonesia berhasil memastikan emas pada ajang bergengsi Olimpiade Barcelona 1992 lewat Susi Susanti dan Alan Budi Kusuma. Belum lama ini juga prestasi bulutangkis kembali membuming berkat pasangan Tontowi/Liliyana yang sukses membugkam pasangan Malaysia pada babak final Olimpiade Rio Brazil 2016 dan mengembalikan tradisi emas yang sempat putus ditahun 2012. Prestasi gemilang untuk bangsa telah banyak ditorehkan melalui para penepak bulu angsa ini.
Bagi kalangan pecinta bulutangkis, pertanyaan ini kerap muncul di pikiran mereka. Tak heran, sebab saat ini olahraga bulutangkis semakin dicintai yang tak hanya oleh masyarakat Indonesia namun juga dunia. Kejayaan bulutangkis Indonesia dimulai ketika Kontingen Indonesia berhasil memastikan emas pada ajang bergengsi Olimpiade Barcelona 1992 lewat Susi Susanti dan Alan Budi Kusuma. Belum lama ini juga prestasi bulutangkis kembali membuming berkat pasangan Tontowi/Liliyana yang sukses membugkam pasangan Malaysia pada babak final Olimpiade Rio Brazil 2016 dan mengembalikan tradisi emas yang sempat putus ditahun 2012. Prestasi gemilang untuk bangsa telah banyak ditorehkan melalui para penepak bulu angsa ini.
Pencapaian
tinggi ini disinyalir oleh pemain-pemain hebat jebolan pelatnas. Pelatnas
sendiri adalah kepanjangan dari pemusatan latihan nasional yang menaungi bibit-bibit
berbakat untuk digembleng lagi kemampuannya terlepas dari asuhan klub asal. Memang
tak mudah untuk bisa mendiami tempat istimewa tersebut namun tidak menjadi mustahil
bagi mereka yang mempunyai tekad serta kerja keras hingga akhir.
Berikut akan
saya paparkan beberapa alternatif bagi kalian yang ingin bermukim dan menjadi
anak asuh pelatnas :
1.
Daftarkan
anak pada klub-klub besar sejak dini
Apabila anak sudah mengenal dunia bulutangkis sejak usia muda serta
sudah mengenyam latihan dasar dari orangtua maka segera daftarkan anak pada
klub-klub besar tanah air seperti PB.Djarum, PB.Mutiara Cardinal, PB.Jayaraya
Jakarta dll. Sebelumnya, hal ini perlu persetujuan dan pertimbangan secara
matang dari pihak keluarga mengenai fluktuasi masa depan anak nantinya. Ketika
anak sudah siap hidup mandiri di asrama klub maka dia harus menerima risiko
latihan setiap hari dan mengorbankan masa bermain dengan teman-teman sebaya.
Pendidikan formal pun mulai dinomor duakan ketika anak sudah mengikuti berbagai
kejuaraan, karena masalah absen sudah menjadi hal biasa bagi seorang atlet
apalagi jika sekolah tersebut menjadi mitra klub sejak awal.
Kenapa harus didaftarkan sejak dini? Karena biasanya klub-klub
membuka audisi dengan persyaratan yang memuat jenjang usia, disisi lain jajaran
klub juga memprioritaskan untuk menggaet bibit-bibit muda karena dipandang lebih
menjanjikan. Sebagai contoh Apriani Rahayu dari klub Jayaraya Jakarta yang
sudah menuai prestasi gemilang sejak usia 16 tahun dengan mengantongi perak
pada ajang World Junior Championships 2014. Namun harus ditegaskan sekali lagi,
tidak ada jaminan segala hal berjalan sesuai yang diekspektasikan baik
ketika sudah masuk klub maupun pelatnas karena itu semua kembali lagi pada diri
masing-masing atlet.
2.
Ikuti
berbagai Turnamen Nasional
Turnamen nasional yang setiap tahunnya hadir adalah Sirkuit
Nasional. Ajang ini diselenggarakan oleh Djarum Badminton untuk membantu pihak
PBSI dalam memantau skill para atlet dari berbagai didikan klub-klub
besar. Sirkuit Nasional (sirnas) digelar di beberapa kota-kota besar di
Indonesia. Dalam sirnas, pertandingan dikelompokkan dalam empat kelas yaitu
pemula, remaja, taruna, dan dewasa sesuai dengan golongan umur. Pihak klub akan
mengirimkan atlet-atlet terbaik mereka untuk bersaing diantara yang lain. Dengan
mengikuti sirnas, maka kita akan tahu bagaimana perkembangan atlet lain
sehingga mau tak mau kita dituntut untuk berkembang juga. Ketika seorang atlet
sudah menunjukkan progress yang konsisten, maka hal ini bisa menyakinkan
pihak klub untuk mempersiapkan atletnya pada Kejuaraan Nasional diakhir tahun.
Disisi lain, para atlet juga bisa mengikuti turnamen internasional kelas IC/IS
apabila pihak klub berkehendak untuk mengirim andalannya, hal ini ditujukan
untuk memantapkan kembali mental para atlet agar tak mudah minder ketika
berhadapan dengan unggulan.
3.
Persiapkan
diri untuk Kejurnas
Kejuaraan Nasional (Kejurnas) adalah turnamen yang diselenggarakan
resmi oleh pihak PBSI setiap akhir tahun. Ini merupakan pusat alternatif bagi
para atlet yang mendambakan pelatnas. Turnamen ini tak hanya diikuti oleh atlet
non-pelatnas namun atlet pelatnas juga ikut turun gunung. Sebab hasil akhir
dari turnamen ini akan diumumkan siapa atlet yang layak mendapat promosi maupun
degradasi dari pelatnas. Kejurnas pada tahun genap terbagi dalam pertandingan
beregu dan perorangan, sedangkan pada tahun ganjil hanya perorangan saja. Semua
klub berhak mendapat kesempatan yang sama untuk mengikuti turnamen ini, baik
klub-klub besar maupun kecil. Hanya saja klub-klub besar digolongkan pada
divisi 1 sedangkan klub-klub kecil digolongkan pada divisi 2, hal ini juga
mempengaruhi penentuan atlet yang berhak diboyong ke pelatnas sebab pihak PBSI
sudah memutuskan sejak awal bahwa mereka yang juara pada divisi 1 patut untuk
mendapatkan promosi.
4.
Kejar
target di Junior Master dan Seleknas
Tak perlu khawatir bagi para junior yang belum mendapat promosi ke
pelatnas karena masih ada kesempatan lain yang menunggu. Junior master di
adakan pada awal tahun setelah pengumuman promosi dan degradasi. Pertandingan
didalamnya terbagi menjadi dua kelas yaitu U-17 dan U-19. Mereka yang juara
pada kelas U-19 berhak untuk mendapat kesempatan magang di pelatnas selama
kurang lebih 6 bulan, apabila ketika di pelatnas menunjukkan progress
yang signifikaan maka akan segera ditarik menjadi anak asuh pelatnas.
Disamping
itu, ada turnamen Seleksi Nasional (seleknas) yang juga memberikan asa pada
atlet muda untuk berkesempatan menyusul ke pelatnas. Namun sepengetahuan saya,
turnamen ini hanya diadakan pada partai tunggal putri saja sehingga yang dicari
adalah bibit yang akan menjadi penerus Susi Susanti.
Demikianlah ulasan dari saya, semoga bermanfaat ya. Comeback stronger for your dream.
Maaf berarti utk klub klub kecil dari daerah kecil kemungkinan nya utk masuk menjadi atlit platnas ya.?
BalasHapusImpian anak saya mjd atlit platnas
Cuman kami dari buleleng bali
Jauh dari klub besar tapi berani bersaing dgn klub klub besar..
Trims
Minimal ikut sirnas2 bu
HapusBisakah atlet tamatan SMANOR masuk menjadi atlet pelatnas?
BalasHapusSoal nya saya sangat ingin skli menjadi atlet nasional...
Sebelumnya masuk klub apa ya?
HapusKalo mau ikut PBSI umur 18 masih bisa kah? Cara nya gimana yaa saya mau daftar juga tapi sebelum nya mau izin ortu dulu
BalasHapusanak saya mau menginjak umur 8 th, anak saya perempa an,dia pengin kaya susi susanti,sekarang latihan di kleb kecil di daerah jakarta?gimana biar anak saya bisa masuk kleb jaya raya?
BalasHapusUmur 19 masih bisa kah?
BalasHapusCita cita saya dari dulu yang belum tercapai karena ga ada suport. Apakah sekarng masih bisa
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusKl 19 thn msh ada ksmpatan utk jd atlit ga ya? Soalnya sya dr kcl kpgn tp wkt itu gadisupport,bru disupportnya skrg:(
BalasHapusBagaimana cara daftar jadi atlet
BalasHapusKak umur 19 masih bisa gk masuk,soalnya pas umur 12 tahun sampai 18 masih diasrama
BalasHapus