Comeback Stronger

#Technology

Browse More

#Sports

Browse More

#Hollywood

Browse More

#Music

Browse More

Selasa, 09 Mei 2017

MEMBACA PERLU DIBIASAKAN (dalam perspektif BKI)


(10/05/2017-Amel)
Membaca tak sekedar mengeja huruf, mengurutkan kata, menyelesaikan kalimat, ataupun menggerakkan mata. Membaca adalah mengambil makna, pesan, serta esensi dari tulisan yang tersirat.  Mudah dan menguntungkan namun banyak yang tak berminat. Dalam islam, membaca adalah perintah Illahi yang diturunkan Allah SWT untuk manusia sebagai sesuatu yang dikategorikan Fardhu ain. Sebagaimana yang telah tertuang dalam Q.S Al-Alaq ayat 1-5. Dalam ayat tersebut, Allah memerintahkan Nabi untuk membaca karena bacaan tidak dapat melekat pada diri seseorang kecuali dengan mengulangi-ulanginya dan membiasakannya. Sedangkan pada saat itu Nabi tidak pandai membaca dan menulis namun dengan kekuasaan Allah akhirnya beliau dapat mengikuti ucapan malaikat jibril. Telihat jelas bagaimana cara Allah SWT menjadikan manusia sebagai makhluk yang mulia dengan memberikan kesanggupan untuk merengkuh ilmu agar bermanfaat dalam keperluan hidupnya.
Menilik tingkat pendidikan Indonesia yang masih rendah khususnya daerah-daerah terpencil, terukir niat serta kemauan anak bangsa untuk mengenyam bangku sekolah dengan fasilitas yag layak. Ada secercah asa dalam diri mereka untuk menggenggam berbagai buku sebagai jembatan mengarungi masa depan yang cerah. Namun hal ini tidak disiati dengan bijak oleh kebanyakan orang yang memiliki kesempatan dan kemampuan ekonomi diatas kertas. Tak perlu jauh-jauh, mahasiswa misalnya. Mengeluarkan selembar uang untuk membeli kuota lebih diprioritaskan daripada membeli buku-buku yang gunanya tak perlu diragukan lagi. Miris jika dibandingkan dengan mereka yang ingin mendapatkan ilmu namun harus menunggu belas kasih berupa buku bekas.
Banyak mahasiswa yang enggan membaca dengan alasan bahasa buku yang terlalu tinggi, membuang-buang waktu ataupun gengsi. Mindset inilah yang harus dirubah, jangan sampai kterbawa arus globalisasi. Terkikisnya minat baca dikalangan mahasiswa membuat negara semakin resah. Bagaimana tidak, mahasiswa yang seharusnya menjadi pribadi yang solutif dalam masyarakat kini hanya menyibukkan diri pada gadget dan media sosial masing-masing. Hal tersebut memang merupakan kebebasan tersendiri yang tidak boleh dibelenggu. Namun apakah akan terus-menerus dibiarkan? Jelas masa depan bangsa akan bobrok jika generasi muda dangkal akan wawasan. Budaya membaca harus segera ditingkatkan.. Bahkan saat ini sudah ada fasilitas pendukung seperti perpustakaan keliling ataupun perpustakaan online yang mendorong tumbuhnya kesadaran membaca bagi setiap kalangan. Namun naasnya, perpustakaan yang merupakan gudang ilmu seringkali hanya dijadikan tempat nongkrong dan memburu wi-fi. Padahal dengan membaca, mahasiswa bisa memperkaya kualitas bahasa dalam kaitannya dengan segala aktivitas terutama menulis. Disisi lain, ada suatu kondisi yang memaksa mahasiswa untuk membaca yaitu terhimpit tugas. Larangan untuk menjauhi plagiarisme mengharuskan mahasiswa untuk berkutik sejenak dengan buku. Namun tetap saja, mereka tidak menjadikan hal tersebut sebagai suatu kebiasaan tersendiri.
Sebagai seseorang yang akan menyandang status konselor, membaca adalah kebutuhan mutlak yang harus dipenuhi. Sebab praktek tanpa dibekali teori akan terasa nihil. Dosen sebagai perantara hanya menjelaskan secara singkatnya saja. Sementara untuk memperdalam pemahaman serta analisis, mahasiswa dianjurkan untuk memburu berbagai referensi. Apalagi dalam perspektif BKI yang notobenenya dipadu dengan ilmu keislaman maka yang dipelajari tak hanya teori barat saja. Tak telepas dari itu, ada juga mahasiswa yang merasa cukup dengan penjelasan dari dosen dan menuntut untuk merasakan praktek lebih banyak. Tuntutan tersebut mereka salurkan melalui organisasi yang terkait dengan konseling. Namun harus ditegaskan sekali lagi bahwa yang akan dihadapi konselor nanti adalah klien yang dengan beragam karakter dan budaya sehingga perlu penguasaan teori lebih matang.
Dengan hal ini, sudah selayaknya kegiatan membaca diperkenalkan sejak usia dini. Masa anak-anak bisa dibilang masa emas untuk menanamkan bekal intelektual sebagai tahap awal dalam mempersiapkan generasi berkualitas. Ketika rasa ingin tahu anak-anak muncul, didiklah mereka untuk menguak apa yang dipikirkannya melalui bacaan. Jangan sampai mereka terdistorsi oleh pengaruh luar yang menjerumuskan pada informasi yang tidak benar. Apabila kebiasaan membaca sudah diterapkan sejak dini maka kebiasaan tersebut akan mengakar pada diri seseorang hingga beranjak dewasa. Namun apabila minat membaca baru muncul, mulailah membaca dengan bahan bacaan yang ringan atau yang menarik perhatian terlebih dahulu. Gunakanlah waktu seefektif mungkin, minimal satu hari untuk satu halaman buku. Dan yang terpenting adalah jangan sampai mengabaikan membaca Al-Qur’an, dianjurkan satu hari untuk satu juzz yang dapat dilakukan setelah mengerjakan shalat lima waktu.


Tawa dan Air Mata dalam Satu Paket

Part.1
Oleh : Amellia Julitasari
Photo Credit : Google
(Cerita ini hanya fiksi, jika ada kesamaan nama dan tempat saya mohon maaf)

Hempasan angin pantai terasa berat. Mengayun dengan lihainya tanpa dosa. Manakala mengusik ketenangan dengan masa lalu yang pernah ada. Masa lalu dengan cambukan penuh luka. Kini Lita duduk di hamparan pasir dengan pandangan kosong. Memandang raja langit yang mulai terbenam dibalik bayangan air laut.
            “Kak pulang yuk, udah magrib nih.” rengek Bayu pada kakaknya.
            Lita tersentak, adiknya telah menyadarkannya dari lamunan. Kemudian ia bangkit dan menggandeng lengan adiknya.
            “Maaf ya, kakak tadi keasyikan lihat matahari, yuk.”
            Sesampainya di rumah, Lita langsung menuju kamarnya dan meninggalkan Bayu di ruang tamu. Ia duduk di depan cermin sambil menangis tersedu-sedu. Ingatannya kembali kemasa lalu. Kini yang dirasakannya hanyalah rindu.
            Dulu keluarga Lita pernah tinggal di Bandung. Disana Lita mempunyai sahabat dekat bernama Dimas. Lita sudah menganggapnya seperti kakak sendiri. Dimanapun ada Lita pasti disitu ada Dimas. Namun sayang, ikatan persahabatan mereka harus kandas ditengah jalan. Keluarga Dimas harus pindah dan 1 tahun setelahnya keluarga Lita mengikuti jejak keluarga Dimas. Masing-masing keluarga hilang kontak.
            “Lita makan dulu sayang, kamu belum makan lagi kan dari tadi siang?” teriak mama dari luar kamar Lita.
            Lita terkejut, kini mamanya yang telah mengagetkannya.
            “Iya ma sebentar lagi.” Lita mengusap air matanya dan beranjak dari tempat duduknya.
                 --#--    
Paginya- Lita sudah siap dengan seragam sekolah lengkap. Wajahnya sumringah. Kedua matanya memancarkan sinar. Ia mulai menuju ruang makan dengan langkang membara.
            “Pagi ma, pagi Bay.” Sapa Lita ceria.
            “Pagi sayang.” Jawab mamanya dengan suka cita.
            Tiada sapa untuk Papanya, kini tiada lagi yang bisa mewakili sosok seorang papa. Mama dan papa Lita telah bercerai 2 tahun setelah mereka pindah dari Bandung. Saat itu Lita baru duduk di bangku kelas 1 SMP. Hidupya seakan tiada pondasi lagi. Betapa tidak? Keluarga yang selalu ia bangga-banggakan kini tak utuh lagi. Keputusan pengadilan menetapkan Lita dan Bayu tinggal bersama mamanya dan Zakka (anak sulung) tinggal bersama papanya.
            “Kak cepetan makannya, aku nanti piket.” Bayu mulai merengek
            “Iya sabar, ini tinggal sesuap lagi kok.” Ujar Lita nyengir.
            “Cepetannn.” Teriak Bayu.
            “Iya-iya, ma berangkat dulu ya. Assalamu’alaikum.” Lita bangkit dari kursi makan dan kemudian mencium telapak tangan mamanya.
            “Wa’laikumsalam, hati-hati ya.” Mama tersenyum.
            Deru mesin motor telah mengaung. Seketika Lita langsung tancap gas dengan kcepatan sedang. Bayu telah memegang erat pinggang kakaknya. Matanya terpejam, seakan motor yang ditumpanginya melaju seperti kilat.
--#--
Di pepohonan, kicauan burung telah mewarnai hiruk pikuk suasana pagi. Bak menyambut hangat siswa/i Tarakanita. Sinar mentari mulai menyengat sebagai refleksi penyemangat. Angin sepoi turut menghiasi sendu riang tanaman kebun. Berbagai kendaraan dan kebul asapnya kian memadati tempat parkir.
Tarakanita adalah sekolah elit di Bandung yang menjadi idaman para orangtua dan anaknya. Tak heran, sebab sekolah tersebut didukung fasilitas yang memadai dan juga bersinergis dengan ukiran prestasi. Sekolah Tarakanita tergabung dari tingkat SMP hingga SMA.
            *sittttt* Decitan motor Lita telah sampai di depan gerbang tepat 10 menit sebelum bel. Lita langsung memarkir motornya di posisi paling barat. Dengan kecepatan gesit, Bayu turun dan langsung berlari meninggalkan kakaknya.
            Lita turun dari motornya, kemudian menuju koridor dengan langkah santai. Namun pandangannya berhenti ke arah para cowok yang sedang bertandung basket. Hal itu mengingatkan Lita pada kakaknya yang sangat menyukai basket. Beberapa menit melamun, tanpa sadar sebuah bola besar melambung tinggi tepat di depan wajah Lita. Bola basket itu menghantam kepala Lita dengan kerasnya. Kunang-kunang mulai berputar mengelilingi kepala Lita. Bayangan hitam perlahan-lahan menutupi pandangannya dan tak lama kemudian Lita jatuh pingsan.
            “ Eh...sorry..sorry.” seorang cowok berteriak sambil berlari tergopoh-gopoh ke arah Lita.
            “ Parah lu Boy, anak orang lu bikin pingsan.” Seru anak-anak lain yang berada di tempat kejadian.
            “ Gue kan gak sengaja.” Jelas Boy dengan sungguh-sungguh.
            Boy menggendong Lita dengan hati-hati. Sorot matanya penuh kecemasan dan berharap tak terjadi apa-apa. Dengan langkah kilat, Boy langsung menuju UKS. Ia membaringkan Lita di kasur yang berada di sudut ruangan. Minyak kayu putih tak luput ia hirupkan di dekat hembusan nafas Lita. Beberapa menit kemudian Lita sadar, lalu mengerang kesakitan sambil memegang kepalanya.
                                                               --- Bersambung ---
           


            

Rabu, 26 April 2017

DAFTAR TURNAMEN BWF YANG AKAN DITAYANGKAN OLEH KOMPAS TV

Photo credit : Antonius Agustian on Twitter
Tak perlu khawatir lagi bagi para pecinta bulutangkis tanah air karena tahun ini kompas TV akan menayangkan turnamen bulutangkis level SS/SSP.  Berikut jadwalnya :

Malaysia Open SSP
4-9 April 2017
Singapore Open SS
11-16 April 2017
Sudirman Cup
21-28 Mei 2017
Australia Open SS
20-25 Juni 2017
World Badminton Championships
21-27 Agustus 2017
Korea Open SS
12-17 September 2017
Japan Open SS
19-24 September 2017
Denmark Open SSP
17-22 Oktober 2017
French Open SS
24-29 Oktober 2017
China Open SSP
14-19 November 2017
Hongkong Open SS
21-26 November 2017
World Superseries Finals
13-17 Desember 2017
amelliajulitasari.blogspot.co.id

Selasa, 25 April 2017

Gimana sih caranya biar bisa masuk pelatnas?

 Photo Credit : PBSI
(26/04/2017- Amel)
       Bagi kalangan pecinta bulutangkis, pertanyaan ini kerap muncul di pikiran mereka. Tak heran, sebab saat ini olahraga bulutangkis semakin dicintai yang tak hanya oleh masyarakat Indonesia namun juga dunia. Kejayaan bulutangkis Indonesia dimulai ketika Kontingen Indonesia berhasil memastikan emas pada ajang bergengsi Olimpiade Barcelona 1992 lewat Susi Susanti dan Alan Budi Kusuma. Belum lama ini juga prestasi bulutangkis kembali membuming berkat pasangan Tontowi/Liliyana yang sukses membugkam pasangan Malaysia pada babak final Olimpiade Rio Brazil 2016 dan mengembalikan tradisi emas yang sempat putus ditahun 2012. Prestasi gemilang untuk bangsa telah banyak ditorehkan melalui para penepak bulu angsa ini.
Pencapaian tinggi ini disinyalir oleh pemain-pemain hebat jebolan pelatnas. Pelatnas sendiri adalah kepanjangan dari pemusatan latihan nasional yang menaungi bibit-bibit berbakat untuk digembleng lagi kemampuannya terlepas dari asuhan klub asal. Memang tak mudah untuk bisa mendiami tempat istimewa tersebut namun tidak menjadi mustahil bagi mereka yang mempunyai tekad serta kerja keras hingga akhir.
Berikut akan saya paparkan beberapa alternatif bagi kalian yang ingin bermukim dan menjadi anak asuh pelatnas :
1.      Daftarkan anak pada klub-klub besar sejak dini
Apabila anak sudah mengenal dunia bulutangkis sejak usia muda serta sudah mengenyam latihan dasar dari orangtua maka segera daftarkan anak pada klub-klub besar tanah air seperti PB.Djarum, PB.Mutiara Cardinal, PB.Jayaraya Jakarta dll. Sebelumnya, hal ini perlu persetujuan dan pertimbangan secara matang dari pihak keluarga mengenai fluktuasi masa depan anak nantinya. Ketika anak sudah siap hidup mandiri di asrama klub maka dia harus menerima risiko latihan setiap hari dan mengorbankan masa bermain dengan teman-teman sebaya. Pendidikan formal pun mulai dinomor duakan ketika anak sudah mengikuti berbagai kejuaraan, karena masalah absen sudah menjadi hal biasa bagi seorang atlet apalagi jika sekolah tersebut menjadi mitra klub sejak awal.
Kenapa harus didaftarkan sejak dini? Karena biasanya klub-klub membuka audisi dengan persyaratan yang memuat jenjang usia, disisi lain jajaran klub juga memprioritaskan untuk menggaet bibit-bibit muda karena dipandang lebih menjanjikan. Sebagai contoh Apriani Rahayu dari klub Jayaraya Jakarta yang sudah menuai prestasi gemilang sejak usia 16 tahun dengan mengantongi perak pada ajang World Junior Championships 2014. Namun harus ditegaskan sekali lagi, tidak ada jaminan segala hal berjalan sesuai yang diekspektasikan baik ketika sudah masuk klub maupun pelatnas karena itu semua kembali lagi pada diri masing-masing atlet.

2.      Ikuti berbagai Turnamen Nasional
Turnamen nasional yang setiap tahunnya hadir adalah Sirkuit Nasional. Ajang ini diselenggarakan oleh Djarum Badminton untuk membantu pihak PBSI dalam memantau skill para atlet dari berbagai didikan klub-klub besar. Sirkuit Nasional (sirnas) digelar di beberapa kota-kota besar di Indonesia. Dalam sirnas, pertandingan dikelompokkan dalam empat kelas yaitu pemula, remaja, taruna, dan dewasa sesuai dengan golongan umur. Pihak klub akan mengirimkan atlet-atlet terbaik mereka untuk bersaing diantara yang lain. Dengan mengikuti sirnas, maka kita akan tahu bagaimana perkembangan atlet lain sehingga mau tak mau kita dituntut untuk berkembang juga. Ketika seorang atlet sudah menunjukkan progress yang konsisten, maka hal ini bisa menyakinkan pihak klub untuk mempersiapkan atletnya pada Kejuaraan Nasional diakhir tahun. Disisi lain, para atlet juga bisa mengikuti turnamen internasional kelas IC/IS apabila pihak klub berkehendak untuk mengirim andalannya, hal ini ditujukan untuk memantapkan kembali mental para atlet agar tak mudah minder ketika berhadapan dengan unggulan.

3.      Persiapkan diri untuk Kejurnas
Kejuaraan Nasional (Kejurnas) adalah turnamen yang diselenggarakan resmi oleh pihak PBSI setiap akhir tahun. Ini merupakan pusat alternatif bagi para atlet yang mendambakan pelatnas. Turnamen ini tak hanya diikuti oleh atlet non-pelatnas namun atlet pelatnas juga ikut turun gunung. Sebab hasil akhir dari turnamen ini akan diumumkan siapa atlet yang layak mendapat promosi maupun degradasi dari pelatnas. Kejurnas pada tahun genap terbagi dalam pertandingan beregu dan perorangan, sedangkan pada tahun ganjil hanya perorangan saja. Semua klub berhak mendapat kesempatan yang sama untuk mengikuti turnamen ini, baik klub-klub besar maupun kecil. Hanya saja klub-klub besar digolongkan pada divisi 1 sedangkan klub-klub kecil digolongkan pada divisi 2, hal ini juga mempengaruhi penentuan atlet yang berhak diboyong ke pelatnas sebab pihak PBSI sudah memutuskan sejak awal bahwa mereka yang juara pada divisi 1 patut untuk mendapatkan promosi.

4.      Kejar target di Junior Master dan Seleknas
Tak perlu khawatir bagi para junior yang belum mendapat promosi ke pelatnas karena masih ada kesempatan lain yang menunggu. Junior master di adakan pada awal tahun setelah pengumuman promosi dan degradasi. Pertandingan didalamnya terbagi menjadi dua kelas yaitu U-17 dan U-19. Mereka yang juara pada kelas U-19 berhak untuk mendapat kesempatan magang di pelatnas selama kurang lebih 6 bulan, apabila ketika di pelatnas menunjukkan progress yang signifikaan maka akan segera ditarik menjadi anak asuh pelatnas.
Disamping itu, ada turnamen Seleksi Nasional (seleknas) yang juga memberikan asa pada atlet muda untuk berkesempatan menyusul ke pelatnas. Namun sepengetahuan saya, turnamen ini hanya diadakan pada partai tunggal putri saja sehingga yang dicari adalah bibit yang akan menjadi penerus Susi Susanti.
   
                Demikianlah ulasan dari saya, semoga bermanfaat ya. Comeback stronger for your dream.

Rabu, 12 April 2017

Urgensi Zakat pada Peningkatan Kesejahteraan Umat Islam

Seluruh aspek ajaran Islam selalu terkait dengan masalah kesejahteraan sosial. Hubungan dengan Allah SWT harus diiringi dengan hubungan sesama manusia, yang didalamnya termasuk mewujudkan suatu kesejahteraan. Kesejahteraan merupakan salah satu hal yang  didambakan oleh setiap manusia. Namun, keadaan masyarakat Indonesia saat ini masih sangat memprihatinkan. Banyak masyarakat yang belum mendapatkan kesejahteraan yang layak untuk keberlangsungan hidupnya.
Ekonom Indef, Fadhil Hasan menjelaskan, penyebab turunnya kesejahteraan masyarakat Indonesia di tahun 2015 adalah lambatnya pertumbuhan ekonomi nasional dan tingginya tingkat inflasi untuk kelompok makanan. Permasalahan ini terkonsentrasi di wilayah Indonesia timur. Meskipun secara kuantitas, jumlah penduduk miskin di Indonesia banyak terdapat di pulau Jawa. 
Kemiskinan tersebut kian menjadi momok dalam masyarakat. Ketimpangan antara penduduk miskin dan penduduk kaya semakin terlihat jelas. Demikian pula, program-program yang dijalankan pemerintah dalam mengentaskan kemiskinan masih belum tepat sasaran.
Berdasarkan data yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS), pada bulan Maret 2015, jumlah penduduk miskin (penduduk dengan pengeluaran per kapita per bulan di bawah Garis Kemiskinan) di Indonesia mencapai 28,59 juta orang (11,22 persen), bertambah sebesar 0,86 juta orang dibandingkan dengan kondisi September 2014 yang sebesar 27,73 juta orang (10,96 persen). 
Persentase penduduk miskin di daerah perkotaan pada September 2014 sebesar 8,16 persen, naik menjadi 8,29 persen pada Maret 2015. Sementara persentase penduduk miskin di daerah perdesaan naik dari 13,76 persen pada September 2014 menjadi 14,21 persen pada Maret 2015. Belum lagi, persentase umat islam yang miskin mencapai 70 persen dari 28,28 juta orang maka umat islam di Indonesia yang miskin sama dengan 19.796.000 orang.
Zakat merupakan salah satu pilar syari’at Islam yang memiliki kaitan dengan permasalahan tersebut. Zakat sangat berperan terhadap distribusi kesejahteraan umat karena dana yang disalurkan dapat dijadikan modal usaha bagi perbaikan ekonomi keluarga Muslim. 
Keberadaan zakat penting seperti yang tertulis dalam pasal 5 UU RI No 38 Tahun 1999 yaitu pengelolaan zakat bertujuan untuk meningkatkan pelayanan bagi masyarakat dalam menunaikan zakat sesuai dengan tuntunan agama, meningkatkan fungsi dan peranan pranata keagamaan dalam upaya mewujudkan kesejahteraan masyarakat dan keadilan sosial, serta meningkatkan hasil guna dan daya guna zakat.
Sebagai negara dengan jumlah umat Islam terbanyak di dunia, Indonesia memiliki peluang terkumpulya jumlah zakat yang besar. Dengan potensi zakat 217 atau 300 triliun rupiah tersebut sangat membantu pemerintah mengentaskan kemiskinan. Maka dari itu, umat muslim di Indonesia harus memiliki kesadaran untuk membayar zakat seperti halnya kesadaran dalam membayar pajak, agar dana zakat yang terkumpul bisa maksimal. Sebab, dana yang maksimal akan menghasilkan penerimaan zakat yang optimal.
Pendistribusian zakat dilakukan melalui lembaga-lembaga yang ada, misalnya lembaga zakat yang ada di desa maupun di sekolah. Perubahan paradigma dibutuhkan demi tercapainya tujuan zakat itu sendiri. Perubahan paradigma tersebut diantaranya merubah pandangan yang menyatakan bahwa zakat bersifat sukarela atau belas kasihan orang kaya terhadap fakir miskin menjadi zakat adalah perintah Allah dan hukumnya wajib untuk dilaksanakan. Serta merubah anggapan bahwa zakat mengurangi kekayaan muzakki menjadi zakat justru menambah dan memberkahi kekayaan si muzakki.
Urgensi zakat disini untuk mewujudkan kesejahteraan sosial yang nyata. Selain itu, dengan adanya zakat kita dapat menumbuhkan sikap dermawan, kasih sayang terhadap sesama muslim, membangun persatuan dan menyambung tali sillaturrahmi antar umat Islam.

Telaah Pustaka


Telaah pustaka ini merupakan tugas mata kuliah Metodologi Penelitian BKI. Saya menggunakan tumpuan penelitian milik Sania Nur Hanifia yang berjudul “Meningkatkan Keterbukaan Diri dalam Komunikasi Antar Teman Sebaya Melalui Bimbingan Kelompok Teknik Johari Window Pada Siswa Kelas XI IPS SMA Walisongo Pecangaan Jepara Tahun Ajaran 2011/2012”. Telaah pustaka ini saya susun dari beberapa jurnal terdahulu yang relevan dengan judul penelitian tersebut.
Dalam penelitian sebelumya telah dibahas jurnal Efektivitas Layanan Bimbingan Kelompok dalam Meningkatkan Konsentrasi Belajar Siswa Kelas XI Ips 3 SMA Kristen Purwodadi oleh Walet Dirgantoro. Penelitian ini menyoroti efektivitas layanan bimbingan kelompok namun tidak menggunakan tenik bimbingan yang lebih spesifik seperti halnya penelitian yang saya lakukan yaitu menggunakan teknik johari window. Selain itu perbedaan juga bisa dilihat dari segi tujuan, subyek, metode pengumpulan data dan teknik analisis data. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan dalam meningkatkan konsentrasi belajar siswa melalui bimbingan kelompok. Subyek penelitian yang diambil adalah siswa kelas XI IPS 3 sebanyak 28 siswa yang dibagi menjadi kelompok eksperimen yang berjumlah 14 siswa dan kelompok kontrol yang berjumlah 14 siswa. Jenis penelitian ini sama seperti yang saya lakukan yaitu menggunakan penelitian eksperimen. Akan tetapi penelitian ini menggunakan desain eksperimen semu (quasi Experimental) dengan desain pre test and post test dan skala konsentrasi belajar sedangkan penelitian yang saya lakukan menggunakan metode pengumpulan data skala psikologi serta teknik analisis data statistik non parametrik dengan rumus wilcoxon. Dari hasil analisis penelitian ini diperoleh bahwa ada peningkatan konsentrasi belajar yang signifikan antara post test kelompok eksperimen dan kelompok control sehingga menunjukkan adanya peningkatan yang signifikan kosentrasi belajar siswa setelah di berikan layanan bimbingan kelompok.
Jurnal Efektivitas Penggunaan Teknik Permainan dalam Bimbingan Kelompok untuk Meningkatkan Percaya Diri Siswa XI SMA Laboratorium Percontohan UPI Bandung oleh Kadek Suhardita. Penelitian ini hampir sama dengan penelitian yang saya lakukan yaitu menyoroti efektivitas teknik dalam bimbingan kelompok. Akan tetapi berbeda dalam segi tujuan, teknik bimbingan, subyek, dan desain penelitian. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran percaya diri siswa sebelum dan sesudah diberikan intervensi serta mengetahui seberapa jauh tingkat keberhasilan dalam meningkatkan kepercayaan diri siswa. Jika penelitian ini menggunakan teknik permainan dalam bimbingan kelompok maka penelitian yang saya lakukan menggunakan teknik johari window. Subyek yang dipilih dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI SMA Laboratorium (percontohan) UPI Bandung Tahun Ajaran 2010/2011. Jenis penelitian ini sama seperti yang saya lakukan yaitu menggunakan penelitian eksperimental, namun penelitian ini menggunakan desain eksperimen Pretest-Posttest Control Group Design. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat perubahan yang signifikan percaya diri siswa setelah diberikan intervensi penggunaan teknik permainan dalam bimbingan kelompok, dengan demikian dapat dikatakan bahwa penggunaan teknik permainan dalam bimbingan kelompok efektif digunakan untuk meningkatkan percaya diri siswa.
Jurnal Efektivitas Teknik Bimbingan Kelompok Untuk Meningkatkan Konsep Diri Remaja (Studi Pre-Eksperimen Pada Siswa Kelas X SMK Yapema Gadingrejo Lampung) oleh Edy Irawan. Sama seperti halnya penelitian yang saya lakukan, penelitian ini juga menyoroti efektivitas teknik bimbingan kelompok akan tetapi tidak dijelaskan secara spesifik tekniknya. Selain itu perbedaan juga bisa dilihat dari segi tujuan, subyek, dan desain penelitian. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran konsep diri siswa dan keefektifan teknik bimbingan dan konseling kelompok dalam meningkatkan konsep diri remaja. Subyek penelitian yang diambil adalah  siswa kelas X sebanyak 10 siswa yang memiliki konsep diri rendah atau negatif. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian pre-experimental design tanpa kelompok kontrol. Adapun desain pre-eksperimntal adalah pre-test dan post-test. Jika penelitian yang saya lakukan hanya menggunakan data kuantitatif maka lain halnya dengan penelitian ini yang menggunakan dua data yaitu data kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif, sedangkan data kuantitatif dianalisis non-parameterik dengan uji Wilcoxon. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan konsep diri dengan menggunakan teknik bimbingan konseling kelompok, hal ini dibuktikan dengan terjadinya perubahan yang signifikan pada diri siswa yang memiliki konsep diri negatif/rendah mengarah pada perubahan konsep diri positif.
Jurnal Pengembangan Model Bimbingan Kelompok Dengan Teknik Simulasi Untuk Meningkatkan Kecerdasan Emosi Siswa oleh Indah Lestari. Penelitian ini menggunakan metode peenelitian dan pengembangan (research and development) berbeda dengan penelitian yang saya lakukan yang merupakan penelitian eksperimen. Selain itu perbedaan juga bisa dilihat dari segi tujuan, subyek, dan teknik bimbingan. Tujuan penelitian ini adalah dapat ditemukannya model bimbingan kelompok melalui teknik simulasi yang efektif untuk meningkatkan kecerdasan emosi siswa. Sedangkan subyek uji coba adalah siswa SMP BAE Kudus dengan mengambil 10 siswa sebagai kelompok kontrol dan 10 siswa kelompok eksperimen yang ditentukan dengan teknik stratified proporsional random sampling. Penelitian ini menggunakan teknik simulasi dalam pelaksanaannya sedangkan penelitian yang saya lakukan menggunakan teknik johari window. Hasil analisis penelitian ini menunjukkan adanya peningkatan kecerdesan emosi diri siswa dengan menggunakan teknik simulasi.

Minggu, 09 April 2017

HASIL OBSERVASI RUMAH MAKAN AYAM PENYET SURABAYA


Ini merupakan hasil observasi saya bersama rekan saya Zayinhida Rahman. Observasi ini sehubungan dengan adanya tugas Fikih BKI. Adapun informasi yang kami peroleh berdasarkan wawancara langsung dengan manager Rumah Makan Ayam Penyet Surabaya yang berlokasi di Jalan Affandi No. 28, Gejayan, Jogja.

A.    Profil Pemilik
Nama               : Puspo Wardoyo
Lahir                :  Solo, 30 November 1967
Profesi             : Pengusaha
Riwayat Pendidikan :
1.      SDN Kenangasam Solo
2.      SMP Islam Batik Solo
3.      SMA Negeri 4 Solo
4.      UNS Solo

B.     Sejarah dan Latar Belakang
Ayam Penyet Suroboyo merupakan salah satu rumah makan di Jogja. Rumah makan ini berpusat di Jalan Affandi No. 28, Gejayan, Jogja. Selain ditempat itu, rumah makan ini memiliki dua cabang lainnya yakni di Jalan Kaliurang dan Jalan AM Sangaji.
1.      Alasan menggunakan brand Ayam Penyet Surabaya
Hal ini terilhami dari menu ayam penyet yang sudah menjadi menu favorit di seluruh outlet Wong Solo sejak tahun 1993 silam. Dan di Outlet Malaysia, 85% konsumen sangat menyukai ayam penyet dengan sambal korek khas Jawa Timur.
Selain itu juga, cita rasa ini juga berkat tangan dingin Puspo Wardoyo yang memunyai naluri masak spesial ayam sejak kecil, dan merupakan warisan turun-temurun.
Rumah makan ini merupakan salah satu cabang dari “wong solo group”Adapun Wong Solo Group memiliki lima brand dengan total 149 outlet yang tersebar di kota-kota di seluruh Indonesia. Selain itu, ada enam outlet di Malaysia dan satu outlet di Singapura. Salah satu brand andalannya yakni Ayam Penyet Suroboyo.
2.      Alasan Penggunaan Istilah Halalan Toyiba
Terkait tentang fatwa pengaruh label haram dan halal untuk rumah makan khususnya di area jogja. Halalan toyiba memang sudah ada nomor resminyanya hanya saja masih ada di kantor pusat belum sampai dirumah makannya.

C.    Management
1.      Struktur Kepemipinan


2.      Syarat Rekruitmen Karyawan
a)      Beragama Islam
b)      Bisa Sholat
c)      Bisa Mengaji
3.      Peraturan Karyawan
Peraturan rumah makan ayam penyet surabaya sama dengan peraturan pada perusahaan umumnya, ditambah dengan syariat2 islam, apa yang tidak diperbolehkan di islam. Bagi karyawan yang sudah lama bekerja di ayam penyet suroboyo, lebih mudah untuk naik jabatan.
4.      Penggajian Karyawan
a)      UMR daerah Sleman
b)      Bonus Prestasi : bagi karyawan yang memiliki nilai lebih dalam pemungutan hasil kotak kritik dan saran.
c)      Bonus Bulanan : bagi karyawan-karyawan yang melampaui target penjualan.

D.    Perolehan Bahan
Bahan pokoknya yaitu ayam dan beras dan bahan tersebut langsung pasok dari Solo. Sebelumnya, ayam yang dipasok dari Solo tersebut telah disembelih secara menurut syariat Islam. Untuk bahan pelengkap seperti bumbu-bumbu beli di pasar Giwangan atau pasar Bringharjo.

E.     Promosi dan Kiat
1.      Usaha lahiriyah
Awalnya menggunakan brosur, jarang sekali menggunakan media online. Namun jika media seperti tribun mempunyai event yang nantinya membutuhkan nasi kotak, maka ayam penyet suroboyo ini memberikan beberapa nasi kotak dan timbal baliknya ayam penyet suroboyo masuk dalam iklan
2.      Usaha rohani
Puspo mejelaskan memang ada rahasia khusus. Ia pun mengutip ayat Al-Quran surat Al-Mukminun Ayat 1-6 yang intinya orang mukmin yang beruntung (sukses) adalah, mereka yang khusyu dalam shalatnya (timbul jiwa kesalehan sosial), kemudian mereka yang meningggalkan pekerjaan yang sia-sia (bekerja keras) dijamin dapat harta, agar harta supaya berkah, halal dan berlipat-ganda. Ketiga, mereka yang rajin membayar zakat, menyisihkan sebagian hartanya 10-30% untuk fisabililah, yang Insya Allah akan dijamin kaya harta dan kaya hati. Keempat, mereka yang menjaga kemaluannya (orang kaya harta kerap diuji dengan menjaga kehormatannya), kecuali terhadap istri-istrinya (bukan selingkuhannya, yang artinya melalui pernikahan resmi).


F.     Pengelolaan Omset
Omset awal tidak disebutkan, karena ini merupakan usaha cabang dari wong solo group yang memang telah kita ketahui usahanya bonafit.
Namun jika dilihat dari usaha awal bapak Puspo sendiri, merintis usaha pertama kalinya hanya dengan modal 700.000 untuk membuka warung kaki lima di daerah medan, namun seiring berkembangnya waktu usaha ini menjadi besar.
Keuangan per unit cabang dikelola oleh bagian keuangan sendiri yang ditanggung jawabi oleh manager dan pimpinan daerah yang semuanya berakhir pada managemen wong solo group.
Omset pendapatan per hari dalam sekali cuci kasir shift pertama mulai jam 09.00-17.00 mencapai 12.000.000.

G.    Kegiatan Sosial
Rumah makan ayam penyet ini rutin mengadakan kegiatan sosial untuk anak-anak yatim. Setiap bulannya, ada pembagian beberapa sembako untuk warga sekitar. Kemudian setiap minggunya, pembagian nasi kotak.

H.    Keterkaitan dengan Kajian Fiqih
Kaitannya dengan kajian fiqih bisa dilihat pada bahan pokok ayam yang halal. Karena sebelum dipasok dari Solo, ayam tersebut telah disembelih menurut syariat Islam. Pada kegiatan sosial juga tampak adanya  rasa berbagi untuk anak-anak yatim serta kaum muslimin lainnya. Disisi lain, terdapat salah satu rahasia sukses Pak Puspo yaitu adanya salah satu ayat Al-Qur’an yang dijadikan rujukan olehnya selama menjalankan usaha.




Diberdayakan oleh Blogger.

 

Subscribe to our Newsletter

Contact our Support

Email us: Support@templateism.com

Our Team Memebers