Comeback Stronger

Minggu, 09 April 2017

MOTIVASI BELAJAR


           A.    PENGERTIAN MOTIVASI BELAJAR
Motivasi berasal dari kata motif yang berarti kekuatan yang terdapat dalam diri individu, yang menyebabkan individu tersebut bertindak atau berbuat. Menurut Mc. Donald (2011) motivasi adalah perubahan energi dalam diri (pribadi) seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan.
Moh. Surya (1997) mengartikan belajar sebagai suatu proses yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh perubahan perilaku baru secara keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman individu itu sendiri dalam berinteraksi dengan lingkungannya.
Motivasi dan belajar merupakan dua hal yang saling mempengaruhi. Menurut Sardiman A. M (2010) dalam kegiatan belajar motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai.
Hakikat motivasi belajar adalah dorongan internal dan eksternal pada siswa-siswa yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan tingkah laku, pada umumnya dengan beberapa indikator atau unsur yang mendukung.[1]
Motivasi belajar ini mempunyai peranan besar dalam keberhasilan seseorang dalam belajar. Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan pengertian motivasi belajar yaitu keseluruhan daya penggerak atau dorongan di dalam diri individu untuk melakukan kegiatan belajar yang ditandai perubahan energi untuk mencapai tujuan yang dikehendaki.



           B.     JENIS-JENIS MOTIVASI BELAJAR
Pada dasarnya siswa memiliki bermacam-macam motivasi dalam belajar. Jenis-jenis motivasi belajar tersebut dibedakan menjadi 4 golongan, yaitu:[2]
1.      Motivasi Instrumental
Pada golongan ini, siswa belajar karena didorong oleh adanya hadiah atau untuk menghindari hukuman.
2.      Motivasi Sosial
Motivasi sosial berarti bahwa siswa belajar disebabkan adanya dorongan untuk penyelenggaraan tugas, dalam hal ini keterlibatan siswa pada tugas menonjol.
3.      Motivasi Berprestasi
Jenis motivasi ini, siswa belajar untuk meraih prestasi atau keberhasilan yang telah ditetapkannya.
4.      Motivasi Instrinsik
Motivasi siswa belajar karena keinginannya sendiri.
Dari keempat jenis motivasi di atas sebaiknya dimiliki secara keseluruhan oleh siswa. Namun yang terpenting adalah motivasi/ keinginan yang muncul dari dalam dirinya untuk belajar, sehingga dengan adanya unsur kesengajaan dalam belajar pasti hasilnya akan lebih baik.

            C.    PERANAN MOTIVASI DALAM BELAJAR
Motivasi pada dasarnya dapat membantu dalam memahami dan menjelaskan perilaku individu, termasuk perilaku individu yang sedang belajar. Ada beberapa peranan penting dari motivasi dalam belajar dan pembelajaran antara lain: Menentukan hal-hal yang dapat dijadikan penguat belajar, memperjelas tujuan belajar yang hendak dicapai, menentukan ragam kendali terhadap rangsangan belajar, dan menentukan ketekunan dalam belajar.

1.      Peran Motivasi dalam Menentukan Penguatan Belajar
Motivasi dapat berperan dalam penguatan belajar apabila seorang anak yang belajar dihadapkan pada suatu masalah yang memerlukan pemecahan, dan hanya dapat dipecahkan berkat hal-hal yang pernah dilaluinya. Sebagai contoh, seorang anak akan memecahkan materi matematika dengan bantuan tabel logaritma. Tanpa tabel tersebut anak itu tidak dapat menyelesaikan tugas matematika.Dalam kaitan itu, anak berusaha mencari tabel matematika. Upaya untuk mencari tabel matematika merupakan peran motivasi yang dapat menimbulkan penguatan belajar.
Peristiwa di atas dapat dipahami bahwa sesuatu dapat menjadi penguat belajar untuk seseorang, apabila dia sedang benar-benar  mempunyai motivasi untuk belajar sesuatu. Dengan perkataan lain, motivasi dapat menentukan hal-hal apa dilingkungan anak yang dapat memperkuat perbuatan belajar.Untuk seorang guru perlu memahami suasana itu, agar dia dapat membantu siswanya dalam memilih faktor-faktor atau keadaan yang ada dalam lingkungan siswa sebagai bahan penguat belajar. Hal itu tidak cukup dengan memberitahukan sumber-sumber  yang harus dipelajari, melainkan yang lebih penting adalah mengaitkan isi pelajaran dengan perangkat apa pun yang beada paling dekat dengan siswa di lingkungannya.
2.      Peran Motivasi dalam Memperjelas Tujuan Belajar
Peran motivasi dalam memperjelas tujuan belajar erat kaitannya dengan kemaknaan belajar. Anak akan tertarik untuk belajar sesuatu, jika yang dipelajari itu sedikitnya sudah dapat diketahui atau dinikmati manfaatnya bagi anak. Sebagai contoh, anak akan termotivasi belajar elektronika karena tujuan belajar elektronika karena tujuan belajar elektronik itu dapat melahirkan kemampuan anak dalam bidang elektronik. Dalam suatu kesempatan misalnya, anak tersebut diminta membetulkan radio yang rusak , dan berkat pengalamannya dari bidang elektronik, maka radio tersebut menjadi baik setelah diperbaikinya. Dari pengalaman itu, anak makin hari makin termotivasi untuk belajar, karena sedikit anak sudah mengetahui makna dari belajar itu.
3.      Motivasi Menetukan Ketekunan Belajar
Seorang anak yang telah termotivasi untuk belajar sesuatu, akan berusaha mempelajarinya dengan baik dan tekun, dengan harapan memperoleh hasil yang baik. Dalam hal iu, tampak bahwa motivasi untuk belajar menyebabkan seseorang tekun belajar. Sebaliknya, apabila seseorang kurang atau tidak memiliki motivasi untuk belajar , maka dia tidak tahan lama belajar. Dia mudah tergoda untuk mengerjakan hal lain dan bukan belajar. Itu berarti motivasi sangat berpengaruh terhadap ketahan dan ketekunan belajar.[3]

            D.    FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MOTIVASI BELAJAR
1.      Faktor Internal (yang berasal dari diri siswa sendiri)
a)      Faktor Fisik
Faktor fisik yang dimaksud meliputi : nutrisi (gizi), kesehatan, dan fungsi- fungsi fisik (terutama panca indera). Kekurangan gizi atau kadar makanan akan mengakibatkan kelesuan, cepat mengantuk, cepat lelah, dan sebagainya. Kondisi fisik yang seperti itu sangat berpengaruh terhadap proses belajar siswa di sekolah. Dengan kekurangan gizi,siswa akan rentan terhadap penyakit, yang menyebabkan menurunnya kemampuanbelajar, berfikir atau berkonsentrasi. Keadaan fungsi- fungsi jasmani seperti panca indera(mata dan telinga) dipandang sebagai faktor yang mempengaruhi proses belajar. Pancaindera yang baik akan mempermudah siswa dalam mengiti proses belajar di sekolah.
b)      Faktor Psikologis
Faktor psikologis berhubungan dengan aspek-aspek yang mendorong atau menghambat aktivitas belajar pada siswa. Faktor psikis yang mendorong aktivitas belajar menurut adalah sebagai berikut:
1)      Rasa ingin tahu dan ingin menyelidiki dunia (lingkungan) yang lebih luas,
2)      Sifat kreatif dan keinginan untuk selalu maju,
3)      Keinginan untuk mendapat simpati dari orang tua, guru, dan teman- teman,
4)      Keinginan untuk memperbaiki kegagalan dengan usaha yang baru,
5)      Keinginan untuk mendapat rasa aman apabila menguasai pelajaran,
6)      Adanya ganjaran atau hukuman sebagai akhir dari proses belajar.

Sedangkan faktor psikis yang menghambat adalah sebagaiberikut:
1)      Tingkat kecerdasan yang lemah
2)      Gangguan emosional, seperti : merasa tidak aman, tercekam rasa takut, cemas, dangelisah.
3)      Sikap dan kebiasaan belajar yang buruk, seperti : tidak menyenangi mata pelajarantertentu, malas belajar, tidak memiliki waktu belajar yang teratur, dan kurang terbiasa membaca buku mata pelajaran.

2.      Faktor Eksternal (yang berasal dari lingkungan)
a)      Faktor Non-Sosial
Faktor non-sosial yang dimaksud, seperti : keadaan udara (cuaca panas atau dingin),waktu (pagi, siang, malam), tempat (sepi, bising, atau kualitas sekolah tempat belajar),sarana dan prasarana atau fasilitas belajar. Ketika semua faktor dapat saling mendukungmaka proses belajar akan berjalan dengan baik.
b)      Faktor Sosial
Faktor sosial adalah faktor manusia (guru, konselor, dan orang tua), baik yang hadirsecara langsung maupun tidak langsung (foto atau suara). Proses belajar akanberlangsung dengan baik, apabila guru mengajar dengan cara yang menyenangkan,seperti bersikap ramah, memberi perhatian pada semua siswa, serta selalu membantu siswa yang mengalami kesulitan belajar. Pada saat dirumah siswa tetap mendapat perhatian dari orang tua, baik perhatian material dengan menyediakan sarana dan prasarana belajar guna membantu dan mempermudah siswa belajar di rumah.Motivasi belajar memiliki peranan yang penting dalam mendorong kesuksesan belajarpada siswa. Pendidik dan konselor perlu melakukan upaya untuk mendorong semangatsiswa dalam belajar.

          E.     KARAKTERISTIK MOTIVASI BELAJAR
Sardiman A.M (2011) mengemukakan ciri-ciri motivasi yang ada pada siswa di antaranya adalah:
1.      Tekun menghadapi tugas (dapat bekerja terus-menerus dalam waktu yang lama, tidak pernah berhenti sebelum selesai).
2.      Ulet menghadapi kesulitan (tidak lekas putus asa) tidak memerlukan dorongan dari luar untuk berprestasi sebaik mungkin (tidak cepat puas dengan prestasi yang telah dicapainya).
3.      Menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah.
4.      Lebih senang bekerja mandiri.
5.      Cepat bosan pada tugas yang rutin (hal-hal yang bersifat mekanis, berulang-ulang begitu saja, sehingga kurang efektif.
6.      Dapat mempertahankan pendapatnya (kalau sudah yakin akan sesuatu).
7.      Tidak mudah melepaskan hal yang diyakini itu.
8.      Senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal.

Ada beberapa indikator dari motivasi belajar antara lain: Adanya hasrat dan keinginan berhasil, adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar, adanya harapan atau cita-cita masa depan, adanya penghargaan dalam belajar, adanya kegiatan yang menarik dalam belajar, dan adanya lingkungan belajar yang kondusif sehingga memungkinkan seorang siswa dapat belajar dengan baik[6]
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan ciri-ciri motivasi belajar yang tinggi timbul dapat dilihat dari ketekunan dalam dirinya dalam mengerjakan tugas, tidak putus asa jika menghadapi kesulitan, tertarik terhadap bermacam masalah dan memecahkannya, senang bekerja mandiri, bosan terhadap tugas rutin, dapat mempertahankan pendapat, dan tidak mudah melepaskan hal yang diyakini. Motivasi belajar juga dapat didorong dengan adanya penghargaan, kegiatan yang menarik, dan lingkungan yang kondusif dalam belajar.

F.     TEKNIK-TEKNIK MOTIVASI DALAM PEMBELAJARAN
Ada beberapa teknik motivasi yang dilakukan dalam pembelajaran sebagai berikut:[7]
1.      Pernyataan penghargaan secara verbal.
Pernyataan terhadap perilaku yang baik atau hasil kerja atau hasil belajar siswa yang baik merupakan cara paling mudah dan efektif untuk meningkatkan motivasi belajar siswa kepada hasil belajar yang baik.
2.      Menggunakan nilai ulangan sebagai pemacu keberhasilan.
Pengetahuan atas hasil pekerjaan merupakan cara untuk meningkatkan motif belajar siswa.
3.      Menimbulkan rasa ingin tahu.
Rasa ingin tahu merupakan daya untuk meningkatkan motif belajar siswa. Rasa ingin tahu dapat ditimbulkan oleh suasana yang mengejutkan,keragu-raguan, ketidaktentuan, adanya kontradiksi dsb.
4.      Memunculkan sesuatu yang tidak diduga oleh siswa.
Dalam upaya itupun, guru sebenarnya bermaksud untuk menimbulkan rasa ingin tahu siswa.
5.      Menjadikan tahap dini dalam belajar mudah bagi siswa.
Hal ini memberikan semacam hadiah bagi siswa pada tahap pertama belajar yang memungkinkan siswa bersemangat untuk belajar selanjutnya.
6.      Menggunakan materi yang dikenal siswa sebagai contoh dalam belajar. Jadi, guru dapat menggunakan hal-hal yang telah diketahui siswa sebagai cara untuk menjelaskan supaya siswa itu paham dan bisa mengingat.
7.      Gunakan kaitan yang unik dan tak terduga untuk menerapkan suatu konsep dan prinsip yang telah dipahami. Sesuatu yang unik, tak terduga dan aneh lebih dikenang oleh siswa daripada sesuatu yang biasa-biasa saja.
8.      Menuntut siswa untuk menggunakan hal-hal yang telah dipelajari sebelumnya. Jadi, siswa belajar dengan menggunakan hal-hal yang telah dikenalnya, karena dapat menguatkan pemahaman yang telah dipelajarinya.
9.      Menggunakan simulasi permainan.
Upaya untuk menerapkan sesuatu yang sedang dipelajari melalui tindakan langsung.
10.  Memberi kesempatan kepada siswa untuk memperlihatkan kemahirannya didepan umum. Hal ini akan menimbulkan rasa bangga dan dihargai oleh umum.
11.  Mengurangi akibat yang tidak menyenangkan dan keterlibatan siswa dalam kegiatan belajar. Hal-hal positif dari keterlibatan siswa dalam belajar hendaknya ditekankan, sedangkan hal-hal yang berdampak negative seyogianya dikurangi.
12.  Memahami iklim sosial dalam sekolah .
Pemahaman iklim dan suasana sekolah merupakan pendorong kemudahan berbuat bagi siswa. Dengan pemahaman itu siswa mampu memperoleh bantuan yang tepat dalam mengatasi masalah dan kesulitan.
13.  Memanfaatkan kewibawaan guru secara tepat.
Guru seyogianya memahami secara tepat bilamana dia harus menggunakan berbagai manifestasi kewibawaannya pada siswa untuk meningkatkan motif belajarnya.
14.  Memperadukan motif-motif yang kuat.
Seorang siswa giat belajar mungkin karena latar belakang motif berprestasi sebagai motif yang kuat. Dia dapat pula belajar karena ingin menonjolkan diri dan memperoleh penghargaan ,atau karena dorongan untuk memperoleh kekuatan.
15.  Memperjelas tujuan belajar yang hendak dicapai.
Di atas telah dikemukakan, bahwa seseorang akan berbuat lebih baik dan berhasil apabila dia memahami apa yang harus dikerjakannya dan yang dicapai dengan perbuatannya itu.
16.  Merumuskan tujuan-tujuan sementara.
Tujuan belajar merupakan rumusan yang sangat luas dan jauh untuk di capai. Agar upaya mencapai tujuan itu terarah, maka tujuan belajar yang umum itu seharusnya dipilah menjadi tujuan sementara yang lebih jelas dan lebih mudah dicapai.
17.  Memberitahukan hasil kerja yang telah di capai.
Dalam belajar hal ini dapat dilakukan dengan memberitahukan nilai ujian atau nilai pekerjaan rumah.
18.  Membuat suasana persaingan yang sehat diantara para siswa.
Suasana ini memberikan kesempatan kepada para siswa untuk mengukur kemampuan dirinya melalui kemampuan orang lain.
19.  Mengembangkan persaingan dengan diri sendiri.
Persaingan semacam ini dilakukan dengan memberi tugas dalam berbagai kegiatan yang harus dilakukan sendiri.
20.  Memberikan contoh yang positif.
Dalam menggiatkan belajar siswa, guru tidak cukup dengan cara memberi tugas saja, melainkan harus dilakukan pengawasan dan bimbingan yang memadai selama siswa mengerjakan tugas kelas. Selain itu, dalam mengontrol dan membimbing siswa mengerjakan tugas, guru juga seharusnya memberikan contoh yang baik.

DAFTAR PUSTAKA

Sugihartono, dkk. 2007. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press.
Uno,    Hamzah B. 2011. Teori Motivasi dan Pengukurannya. Jakarta: Bumi Aksara.
            Yusuf, Syamsu. 2009. Program Bimbingan dan Konseling di sekolah. Bandung: Rizqi Press.






[1] Hamzah Uno, Teori Motivasi dan Pengukurannya, (Jakarta: Bumi Aksara, 2011), hlm.23.
[2] Sugihartono, dkk, Psikologi Pendidikan, (Yogyakarta: UNY Press, 2007), hlm.78.

[3] Hamzah Uno, op. cit., hlm. 27-29.
[4] Ibid, hlm. 23.
[5] Yusuf Syamsu, Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah, (Bandung: Rizqi Press, 2009), hlm.23.
[6] Hamzah Uno, op. cit., hlm. 23
[7] Ibid, hlm. 34-37.

0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.

 

Subscribe to our Newsletter

Contact our Support

Email us: Support@templateism.com

Our Team Memebers