A.
PENGERTIAN
MOTIVASI BELAJAR
Motivasi berasal dari kata
motif yang berarti kekuatan yang terdapat dalam diri individu, yang menyebabkan
individu tersebut bertindak atau berbuat. Menurut Mc. Donald (2011) motivasi
adalah perubahan energi dalam diri (pribadi) seseorang yang ditandai dengan
timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan.
Moh. Surya (1997) mengartikan belajar
sebagai suatu proses yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh perubahan
perilaku baru secara keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman individu itu
sendiri dalam berinteraksi dengan lingkungannya.
Motivasi dan belajar merupakan
dua hal yang saling mempengaruhi. Menurut Sardiman A. M (2010) dalam kegiatan
belajar motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam
diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki
oleh subjek belajar itu dapat tercapai.
Hakikat motivasi belajar
adalah dorongan internal dan eksternal pada siswa-siswa yang sedang belajar
untuk mengadakan perubahan tingkah laku, pada umumnya dengan beberapa indikator
atau unsur yang mendukung.[1]
Motivasi belajar ini mempunyai
peranan besar dalam keberhasilan seseorang dalam belajar. Berdasarkan uraian
tersebut dapat disimpulkan pengertian motivasi belajar yaitu keseluruhan daya
penggerak atau dorongan di dalam diri individu untuk melakukan kegiatan belajar
yang ditandai perubahan energi untuk mencapai tujuan yang dikehendaki.
B.
JENIS-JENIS
MOTIVASI BELAJAR
Pada dasarnya siswa memiliki bermacam-macam motivasi dalam
belajar. Jenis-jenis motivasi belajar tersebut dibedakan menjadi 4 golongan,
yaitu:[2]
1. Motivasi Instrumental
Pada
golongan ini, siswa belajar karena didorong oleh adanya hadiah atau untuk
menghindari hukuman.
2. Motivasi Sosial
Motivasi
sosial berarti bahwa siswa belajar disebabkan adanya dorongan untuk
penyelenggaraan tugas, dalam hal ini keterlibatan siswa pada tugas menonjol.
3. Motivasi Berprestasi
Jenis
motivasi ini, siswa belajar untuk meraih prestasi atau keberhasilan yang telah
ditetapkannya.
4. Motivasi Instrinsik
Motivasi siswa belajar karena keinginannya sendiri.
Dari
keempat jenis motivasi di atas sebaiknya dimiliki secara keseluruhan oleh
siswa. Namun yang terpenting adalah motivasi/ keinginan yang muncul dari dalam
dirinya untuk belajar, sehingga dengan adanya unsur kesengajaan dalam belajar
pasti hasilnya akan lebih baik.
C.
PERANAN
MOTIVASI DALAM BELAJAR
Motivasi pada dasarnya dapat membantu dalam memahami dan
menjelaskan perilaku individu, termasuk perilaku individu yang sedang belajar.
Ada beberapa peranan penting dari motivasi dalam belajar dan pembelajaran
antara lain: Menentukan hal-hal yang dapat dijadikan penguat belajar, memperjelas
tujuan belajar yang hendak dicapai, menentukan ragam kendali terhadap
rangsangan belajar, dan menentukan ketekunan dalam belajar.
1. Peran Motivasi dalam Menentukan Penguatan Belajar
Motivasi
dapat berperan dalam penguatan belajar apabila seorang anak yang belajar
dihadapkan pada suatu masalah yang memerlukan pemecahan, dan hanya dapat
dipecahkan berkat hal-hal yang pernah dilaluinya. Sebagai contoh, seorang anak
akan memecahkan materi matematika dengan bantuan tabel logaritma. Tanpa tabel
tersebut anak itu tidak dapat menyelesaikan tugas matematika.Dalam kaitan itu,
anak berusaha mencari tabel matematika. Upaya untuk mencari tabel matematika
merupakan peran motivasi yang dapat menimbulkan penguatan belajar.
Peristiwa
di atas dapat dipahami bahwa sesuatu dapat menjadi penguat belajar untuk
seseorang, apabila dia sedang benar-benar
mempunyai motivasi untuk belajar sesuatu. Dengan perkataan lain,
motivasi dapat menentukan hal-hal apa dilingkungan anak yang dapat memperkuat
perbuatan belajar.Untuk seorang guru perlu memahami suasana itu, agar dia dapat
membantu siswanya dalam memilih faktor-faktor atau keadaan yang ada dalam
lingkungan siswa sebagai bahan penguat belajar. Hal itu tidak cukup dengan
memberitahukan sumber-sumber yang harus
dipelajari, melainkan yang lebih penting adalah mengaitkan isi pelajaran dengan
perangkat apa pun yang beada paling dekat dengan siswa di lingkungannya.
2. Peran Motivasi dalam Memperjelas Tujuan Belajar
Peran
motivasi dalam memperjelas tujuan belajar erat kaitannya dengan kemaknaan
belajar. Anak akan tertarik untuk belajar sesuatu, jika yang dipelajari itu
sedikitnya sudah dapat diketahui atau dinikmati manfaatnya bagi anak. Sebagai
contoh, anak akan termotivasi belajar elektronika karena tujuan belajar
elektronika karena tujuan belajar elektronik itu dapat melahirkan kemampuan
anak dalam bidang elektronik. Dalam suatu kesempatan misalnya, anak tersebut
diminta membetulkan radio yang rusak , dan berkat pengalamannya dari bidang
elektronik, maka radio tersebut menjadi baik setelah diperbaikinya. Dari
pengalaman itu, anak makin hari makin termotivasi untuk belajar, karena sedikit
anak sudah mengetahui makna dari belajar itu.
3.
Motivasi Menetukan Ketekunan Belajar
Seorang
anak yang telah termotivasi untuk belajar sesuatu, akan berusaha mempelajarinya
dengan baik dan tekun, dengan harapan memperoleh hasil yang baik. Dalam hal iu,
tampak bahwa motivasi untuk belajar menyebabkan seseorang tekun belajar.
Sebaliknya, apabila seseorang kurang atau tidak memiliki motivasi untuk belajar
, maka dia tidak tahan lama belajar. Dia mudah tergoda untuk mengerjakan hal
lain dan bukan belajar. Itu berarti motivasi sangat berpengaruh terhadap
ketahan dan ketekunan belajar.[3]
D.
FAKTOR-FAKTOR
YANG MEMPENGARUHI MOTIVASI BELAJAR
1. Faktor Internal (yang berasal dari diri siswa
sendiri)
a) Faktor Fisik
Faktor fisik yang dimaksud meliputi :
nutrisi (gizi), kesehatan, dan fungsi- fungsi fisik (terutama panca indera).
Kekurangan gizi atau kadar makanan akan mengakibatkan kelesuan, cepat
mengantuk, cepat lelah, dan sebagainya. Kondisi fisik yang seperti itu sangat
berpengaruh terhadap proses belajar siswa di sekolah. Dengan kekurangan
gizi,siswa akan rentan terhadap penyakit, yang menyebabkan menurunnya kemampuanbelajar,
berfikir atau berkonsentrasi. Keadaan fungsi- fungsi jasmani seperti panca
indera(mata dan telinga) dipandang sebagai faktor yang mempengaruhi proses
belajar. Pancaindera yang baik akan mempermudah siswa dalam mengiti proses
belajar di sekolah.
b)
Faktor
Psikologis
Faktor psikologis berhubungan dengan
aspek-aspek yang mendorong atau menghambat aktivitas belajar pada siswa. Faktor
psikis yang mendorong aktivitas belajar menurut adalah sebagai berikut:
1)
Rasa ingin tahu
dan ingin menyelidiki dunia (lingkungan) yang lebih luas,
2)
Sifat kreatif
dan keinginan untuk selalu maju,
3)
Keinginan untuk
mendapat simpati dari orang tua, guru, dan teman- teman,
4)
Keinginan untuk
memperbaiki kegagalan dengan usaha yang baru,
5)
Keinginan untuk
mendapat rasa aman apabila menguasai pelajaran,
6)
Adanya ganjaran
atau hukuman sebagai akhir dari proses belajar.
Sedangkan faktor psikis yang menghambat
adalah sebagaiberikut:
1)
Tingkat
kecerdasan yang lemah
2)
Gangguan
emosional, seperti : merasa tidak aman, tercekam rasa takut, cemas, dangelisah.
3)
Sikap dan
kebiasaan belajar yang buruk, seperti : tidak menyenangi mata
pelajarantertentu, malas belajar, tidak memiliki waktu belajar yang teratur,
dan kurang terbiasa membaca buku mata pelajaran.
2.
Faktor Eksternal (yang berasal dari lingkungan)
a) Faktor Non-Sosial
Faktor non-sosial yang dimaksud, seperti
: keadaan udara (cuaca panas atau dingin),waktu (pagi, siang, malam), tempat
(sepi, bising, atau kualitas sekolah tempat belajar),sarana dan prasarana atau
fasilitas belajar. Ketika semua faktor dapat saling mendukungmaka proses
belajar akan berjalan dengan baik.
b) Faktor Sosial
Faktor sosial adalah faktor manusia
(guru, konselor, dan orang tua), baik yang hadirsecara langsung maupun tidak
langsung (foto atau suara). Proses belajar akanberlangsung dengan baik, apabila
guru mengajar dengan cara yang menyenangkan,seperti bersikap ramah, memberi
perhatian pada semua siswa, serta selalu membantu siswa yang mengalami
kesulitan belajar. Pada saat dirumah siswa tetap mendapat perhatian dari orang
tua, baik perhatian material dengan menyediakan sarana dan prasarana belajar
guna membantu dan mempermudah siswa belajar di rumah.Motivasi belajar memiliki
peranan yang penting dalam mendorong kesuksesan belajarpada siswa. Pendidik dan
konselor perlu melakukan upaya untuk mendorong semangatsiswa dalam belajar.
E.
KARAKTERISTIK
MOTIVASI BELAJAR
Sardiman A.M (2011) mengemukakan ciri-ciri motivasi yang ada
pada siswa di antaranya adalah:
1. Tekun menghadapi tugas (dapat bekerja terus-menerus dalam waktu
yang lama, tidak pernah berhenti sebelum selesai).
2. Ulet menghadapi kesulitan (tidak lekas putus asa) tidak
memerlukan dorongan dari luar untuk berprestasi sebaik mungkin (tidak cepat
puas dengan prestasi yang telah dicapainya).
3. Menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah.
4. Lebih senang bekerja mandiri.
5. Cepat bosan pada tugas yang rutin (hal-hal yang bersifat
mekanis, berulang-ulang begitu saja, sehingga kurang efektif.
6. Dapat mempertahankan pendapatnya (kalau sudah yakin akan
sesuatu).
7. Tidak mudah melepaskan hal yang diyakini itu.
8. Senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal.
Ada beberapa indikator dari motivasi belajar antara lain: Adanya hasrat dan keinginan berhasil, adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar, adanya
harapan atau cita-cita masa depan, adanya penghargaan dalam belajar, adanya
kegiatan yang menarik dalam belajar, dan adanya lingkungan belajar yang
kondusif sehingga memungkinkan seorang siswa dapat belajar dengan baik[6]
Berdasarkan uraian di atas
dapat disimpulkan ciri-ciri motivasi belajar yang tinggi timbul dapat dilihat
dari ketekunan dalam dirinya dalam mengerjakan tugas, tidak putus asa jika
menghadapi kesulitan, tertarik terhadap bermacam masalah dan memecahkannya,
senang bekerja mandiri, bosan terhadap tugas rutin, dapat mempertahankan
pendapat, dan tidak mudah melepaskan hal yang diyakini. Motivasi belajar juga
dapat didorong dengan adanya penghargaan, kegiatan yang menarik, dan lingkungan
yang kondusif dalam belajar.
F.
TEKNIK-TEKNIK MOTIVASI DALAM
PEMBELAJARAN
Ada
beberapa teknik motivasi yang dilakukan dalam pembelajaran sebagai berikut:[7]
1.
Pernyataan
penghargaan secara verbal.
Pernyataan
terhadap perilaku yang baik atau hasil kerja atau hasil belajar siswa yang baik
merupakan cara paling mudah dan efektif untuk meningkatkan motivasi belajar
siswa kepada hasil belajar yang baik.
2.
Menggunakan
nilai ulangan sebagai pemacu keberhasilan.
Pengetahuan
atas hasil pekerjaan merupakan cara untuk meningkatkan motif belajar siswa.
3.
Menimbulkan rasa
ingin tahu.
Rasa
ingin tahu merupakan daya untuk meningkatkan motif belajar siswa. Rasa ingin
tahu dapat ditimbulkan oleh suasana yang mengejutkan,keragu-raguan,
ketidaktentuan, adanya kontradiksi dsb.
4.
Memunculkan
sesuatu yang tidak diduga oleh siswa.
Dalam
upaya itupun, guru sebenarnya bermaksud untuk menimbulkan rasa ingin tahu
siswa.
5.
Menjadikan tahap
dini dalam belajar mudah bagi siswa.
Hal
ini memberikan semacam hadiah bagi siswa pada tahap pertama belajar yang
memungkinkan siswa bersemangat untuk belajar selanjutnya.
6.
Menggunakan materi
yang dikenal siswa sebagai contoh dalam belajar. Jadi, guru dapat menggunakan hal-hal
yang telah diketahui siswa sebagai cara untuk menjelaskan supaya siswa itu paham
dan bisa mengingat.
7. Gunakan
kaitan yang unik dan tak terduga untuk menerapkan suatu konsep dan prinsip yang
telah dipahami. Sesuatu yang unik, tak terduga dan aneh lebih dikenang oleh
siswa daripada sesuatu yang biasa-biasa saja.
8.
Menuntut siswa untuk
menggunakan hal-hal yang telah dipelajari sebelumnya. Jadi, siswa belajar dengan
menggunakan hal-hal yang telah dikenalnya, karena dapat menguatkan pemahaman
yang telah dipelajarinya.
9.
Menggunakan simulasi
permainan.
Upaya
untuk menerapkan sesuatu yang sedang dipelajari melalui tindakan langsung.
10.
Memberi kesempatan
kepada siswa untuk memperlihatkan kemahirannya didepan umum. Hal ini akan menimbulkan
rasa bangga dan dihargai oleh umum.
11.
Mengurangi akibat
yang tidak menyenangkan dan keterlibatan siswa dalam kegiatan belajar. Hal-hal positif
dari keterlibatan siswa dalam belajar hendaknya ditekankan, sedangkan hal-hal
yang berdampak negative seyogianya dikurangi.
12.
Memahami iklim sosial
dalam sekolah .
Pemahaman
iklim dan suasana sekolah merupakan pendorong kemudahan berbuat bagi siswa.
Dengan pemahaman itu siswa mampu memperoleh bantuan yang tepat dalam mengatasi masalah
dan kesulitan.
13.
Memanfaatkan
kewibawaan guru secara tepat.
Guru
seyogianya memahami secara tepat bilamana dia harus menggunakan berbagai
manifestasi kewibawaannya pada siswa untuk meningkatkan motif belajarnya.
14.
Memperadukan
motif-motif yang kuat.
Seorang
siswa giat belajar mungkin karena latar belakang motif berprestasi sebagai
motif yang kuat. Dia dapat pula belajar karena ingin menonjolkan diri dan
memperoleh penghargaan ,atau karena dorongan untuk memperoleh kekuatan.
15.
Memperjelas
tujuan belajar yang hendak dicapai.
Di
atas telah dikemukakan, bahwa seseorang akan berbuat lebih baik dan berhasil
apabila dia memahami apa yang harus dikerjakannya dan yang dicapai dengan perbuatannya
itu.
16.
Merumuskan tujuan-tujuan
sementara.
Tujuan
belajar merupakan rumusan yang sangat luas dan jauh untuk di capai. Agar upaya
mencapai tujuan itu terarah, maka tujuan belajar yang umum itu seharusnya
dipilah menjadi tujuan sementara yang lebih jelas dan lebih mudah dicapai.
17.
Memberitahukan hasil
kerja yang telah di capai.
Dalam
belajar hal ini dapat dilakukan dengan memberitahukan nilai ujian atau nilai pekerjaan
rumah.
18.
Membuat suasana persaingan
yang sehat diantara para siswa.
Suasana
ini memberikan kesempatan kepada para siswa untuk mengukur kemampuan dirinya melalui
kemampuan orang lain.
19.
Mengembangkan persaingan
dengan diri sendiri.
Persaingan
semacam ini dilakukan dengan memberi tugas dalam berbagai kegiatan yang harus
dilakukan sendiri.
20.
Memberikan contoh
yang positif.
Dalam
menggiatkan belajar siswa, guru tidak cukup dengan cara memberi tugas saja,
melainkan harus dilakukan pengawasan dan bimbingan yang memadai selama siswa
mengerjakan tugas kelas. Selain itu, dalam mengontrol dan membimbing siswa
mengerjakan tugas, guru juga seharusnya memberikan contoh yang baik.
DAFTAR PUSTAKA
Sugihartono,
dkk. 2007. Psikologi Pendidikan.
Yogyakarta: UNY Press.
Uno, Hamzah B. 2011. Teori Motivasi dan Pengukurannya. Jakarta: Bumi Aksara.
Yusuf, Syamsu.
2009. Program Bimbingan dan Konseling di
sekolah. Bandung: Rizqi Press.
[1] Hamzah Uno, Teori Motivasi dan Pengukurannya, (Jakarta: Bumi Aksara, 2011),
hlm.23.
[2] Sugihartono, dkk, Psikologi
Pendidikan, (Yogyakarta: UNY Press, 2007), hlm.78.
[3] Hamzah Uno, op. cit., hlm. 27-29.
[4] Ibid, hlm. 23.
[5] Yusuf Syamsu, Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah,
(Bandung: Rizqi Press, 2009), hlm.23.
[6] Hamzah Uno, op. cit., hlm. 23
[7] Ibid, hlm. 34-37.
0 komentar:
Posting Komentar